Di suatu debat antar calon.
Calon1: kalau saya jadi pemimpin, saya akan melakukan pembangunan besar-besaran pada tahun kedua.
Penanya: kenapa harus tahun kedua pak??
Calon1: karena pada tahun pertama saya harus mempersiapkan pembangunan yang akan saya lakukan pada tahun kedua.
semua Tamu pun spontan bertepuk tangan >>> . <<< mulai dari titik ini kata2 Tamu diganti dengan penonton.
Penanya: memang semua butuh persiapan yang matang (berkata kecil sambilan bertepuk tangan)
Calon1: (Berpikir dalam hati) yak amau tahun pertamau akuni ndak mbaliakkah modal kudai ding.
Calon2: Beda dengan saya(bicara dengan nada keras menghentikan tepuk tangan penonton) kalo saya akan melakukan hal tersebut pada tahun ketiga.
Penanya: wow kok bisa begitu pak??
Calon2: karena kalau mau melakukan pembangunan besar-besaran itu tidaklah cukup direncanakan dalam satu tahun, harus dalam dua tahun minimal agar lebih matang lagi.
Penanya: memang sepertinya dibutuhkan waktu banyak untuk melakukan sebuah perubahan (menganguk-ngangukan kepala memahami)
Calon2: (Berpikir dalam hati dan mode nyengir) tahun pertamau baliak modal tahun keduau ngambiak untungau kudai.
Penanya: Kalau anda bagaimana pak?? (bertanya kepada calon3)
Calon3: kalau saya tidak perlu bicara banyak, kita lihat saja kalau saya terpilih nanti. saya siap memegang amanah rakyat.
Penanya: apakah anda tidak tertarik untuk menceritakan tentang rencana anda apabila terpilih??
Calon3: saya tidak memberikan janji tapi saya memberikan bukti.
Penanya: oww mungkin bapak ini tipe orang yang no bacot TQ (tersentak kagum mengawali tepuk tangan yang kemudian dilanjutkan oleh penonton)
Calon3:(Berpikir dalam hati dan mode nyengir lebih dalam) Ndak mbangun ndiak mbangun mati berendak, ncalon ni samau dengan bejudi amau untung untung besak amau kalah cibak besak.
SEKIAN
Dibuat berdasarkan cerita dari seorang teman: "The Black Voice" Manusia Kritis Terhadap Pemerintahan.
Dibuat untuk mengomentari bukan untuk dikomentari.
Thanks.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar